Teori bumi datar yang membuat orang salah persepsi
Bumi Datar adalah konsepsi kuno dan terbukti secara ilmiah keliru tentang bentuk Bumi sebagai bidang atau cakram. Banyak budaya kuno menganut kosmografi Bumi datar, terutama termasuk kosmologi kuno Timur Dekat. Model ini telah mengalami kebangkitan kembali baru-baru ini sebagai teori konspirasi
Gagasan tentang Bumi bulat muncul dalam filsafat Yunani kuno dengan Pythagoras (abad ke-6 SM). Namun, sebagian besar filsafat pra-Sokratik (abad ke-6–5 SM) mempertahankan model Bumi datar. Pada awal abad ke-4 SM, Plato menulis tentang Bumi bulat. Sekitar tahun 330 SM, mantan muridnya, Aristoteles, telah memberikan bukti empiris yang kuat untuk Bumi bulat. Pengetahuan tentang bentuk global Bumi secara bertahap mulai menyebar di luar dunia Helenistik.Pada periode awal Gereja Kristen, pandangan bola bumi diterima secara luas, dengan beberapa pengecualian yang terkenal. Sebaliknya, para cendekiawan Tiongkok kuno secara konsisten menggambarkan Bumi sebagai datar, dan persepsi ini tetap tidak berubah hingga mereka bertemu dengan misionaris Jesuit pada abad ke-17. Cendekiawan Muslim tradisionalis berpendapat bahwa bumi itu datar, meskipun sejak abad ke-9, cendekiawan Muslim cenderung percaya pada Bumi bulat
Ini adalah mitos sejarah bahwa orang Eropa abad pertengahan umumnya menganggap Bumi datar. Mitos ini diciptakan pada abad ke-17 oleh Protestan untuk menentang ajaran Katolik. Baru-baru ini, teori Bumi datar mengalami peningkatan popularitas dengan masyarakat Bumi Datar modern, dan individu-individu yang tidak terafiliasi menggunakan media sosial.Meskipun fakta ilmiah dan efek jelas dari kebulatan Bumi, pseudoscience teori konspirasi Bumi datar tetap ada. Dalam sebuah studi tahun 2018 yang dilaporkan oleh Scientific American, hanya 82% dari responden berusia 18 hingga 24 tahun yang setuju dengan pernyataan “Saya selalu percaya bahwa dunia itu bulat”. Namun, keyakinan yang kuat pada Bumi datar jarang terjadi, dengan kurang dari 2% penerimaan di semua kelompok usia
Dampak Sosial
Teori konspirasi bumi datar memiliki beberapa dampak sosial yang penting.
1. Skeptisisme Terhadap Ilmu Pengetahuan
Teori ini memperkuat ketidakpercayaan terhadap ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah, yang bisa menyebabkan masyarakat kurang percaya pada temuan ilmiah yang telah teruji.
2. Penyebaran Media Informasi
Teori ini menjadi contoh bagaimana informasi yang keliru dapat dengan cepat menyebar di media sosial, mempengaruhi pandangan dan keyakinan banyak orang.
3. Komunitas dan Identitas
Bagi sebagian individu, keyakinan pada teori bumi datar memberikan rasa keterikatan dan identitas dalam komunitas tertentu, yang menciptakan jaringan dukungan di antara para penganut yang saling berbagi ide dan argumen.
4. Resistensi terhadap Pendidikan
Penganut teori ini sering kali menolak pendidikan formal dan informasi ilmiah, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan pengetahuan dan keterampilan generasi muda.
Teori konspirasi bumi datar adalah contoh menarik dari bagaimana skeptisisme dan penolakan terhadap ilmu pengetahuan dapat berkembang di masyarakat modern.
Meskipun terbukti secara ilmiah bahwa bumi berbentuk bulat, ide ini tetap hidup dan bahkan mendapatkan pengikut baru.
Organisasi Bumi Datar
Flat Earth Society (juga dikenal sebagai International Flat Earth Society atau International Flat Earth Research Society) adalah sebuah organisasi yang memiliki keyakinan bahwa bumi berbentuk datar, dan telah membuktikan kebenaran alam semesta. Organisasi modernnya didirikan oleh seorang pria asal Inggris, Samuel Shenton pada 1956,dan kemudian dipimpin oleh Charles K. Johnson, yang menjadikan rumahnya di Lancaster, California, sebagai basis organisasi. Organisasi ini tidak lagi aktif semenjak kematian Johnson pada 2001, tetapi baru-baru ini organisasi Flat Earth Society dimunculkan kembali oleh presiden barunya, Daniel Shenton
Asal mula
Kepercayaan bahwa Bumi berbentuk datar merupakan ciri khas kosmologi kuno sampai sekitar abad keempat SM, ketika para filsuf Yunani kuno mulai berpendapat bahwa Bumi berbentuk bulat.Aristoteles adalah salah satu pemikir pertama yang mengajukan pendapat tentang Bumi bulat pada 330 SM. Menjelang awal Abad Pertengahan, pengetahuan bahwa Bumi itu bulat menyebar luas di seluruh Eropa.
Hipotesis modern yang mendukung teori Bumi datar dicetuskan oleh seorang penemu asal inggris, Samuel Rowbotham (1816–1884). Berdasarkan penafsirannya mengenai ayat-ayat tertentu di Alkitab, Rowbotham mempublikasikan sebuah pamflet 16 halaman, yang kemudian ia kembangkan menjadi sebuah buku setebal 430 halaman berjudul Earth Not a Globe, yang menguraikan pandangannya. Berdasarkan sistem Rowbotham, yang dia sebut “Astronomi Zetetis”, bumi adalah sebuah cakram datar yang berpusat di Kutub utara dan dikelilingi oleh dinding es Antartika, sementara matahari dan bulan berjarak sekitar 4800 km (3000 mil) dan kosmos berjarak 5000 km (3100 mil) di atas bumi.
Rowbotham dan pengikutnya, seperti William Carpenter yang meneruskan hasil kerjanya, memperoleh perhatian publik dengan melakukan debat publik melawan para ilmuwan ternama. Salah satu debatnya, melibatkan naturalis terkemuka Alfred Russel Wallace, berkenaan dengan Percobaan Bedford Level (dan kemudian menyebabkan beberapa tuntutan hukum atas penipuan dan pencemaran nama baik). Rowbotham mendirikan Zetetic Society di Inggris dan New York, serta mengedarkan lebih dari seribu eksemplar Zetetic Astronomy.
Setelah Rowbotham meninggal, Lady Elizabeth Blount, istri Sir Walter de Sodington Blount, mendirikan Universal Zetetic Society, menerbitkan majalah The Earth Not a Globe Review, dan terlibat aktif sampai awal abad dua puluh. Sebuah jurnal Bumi Datar, Earth: a Monthly Magazine of Sense and Science, diterbitkan antara 1901–1904, dan disunting oleh Lady Blount sendiri. Pada 1901, dia mengulangi Percobaan Level Bedford yang dimulai oleh Rowbotham dan memotret efeknya. Hal ini memicu korespondensi di majalah English Mechanic dengan beberapa klaim yang menentang. Di kemudian hari, itu menjadi terkenal karena terlibat penipuan yang melibatkan praktik dental. Setelah Perang Dunia II, organisasi ini secara pelan-pelan mengalami kemunduran.
Flat Earth Society
Pada 1956, Samuel Shenton mendirikan International Flat Earth Society sebagai organisasi penerus dari Universal Zetetic Society. Dia menjalankan organisasi ini dari kediamannya di Dover, Britania. Shenton lebih tertarik pada ilmu pengetahuan dan teknologi alternatif sehingga pada organisasi ini, penekanan pada argumen keagamaan jauh berkurang dibanding pada organisasi pendahulunya.Tidak lama setelah pendirian Flat Earth Society, satelit buatan pertama berhasil diluncurkan. Foto-foto yang diambil oleh satelit di luar angkasa kemudian memperlihatkan bahwa bumi adalah bulat. Akan tetapi Flat Earth Society tetap meyakini bahwa bumi itu datar. Shenton mengatakan, “Mudah sekali melihat bahwa foto seperti itu dapat memperdayai mata yang tak terlatih.”
Samuel Shenton berhasil menarik perhatian publik. Dia masuk New York Times pada Januari dan Juni 1964, ketika julukan “flat-earther” juga tergantung di lantai Dewan Rakyat Britania Raya di kedua arah.
Organisasi ini juga berpendapat bahwa pendaratan Apollo di bulan adalah palsu, dilakukan oleh Hollywood dan didasarkan pada naskah buatan Arthur C. Clarke. Mendengar hal ini, Clarke mengirim surat lelucon pada kepala administrator NASA yang berisi pernyataan bahwa dia belum dibayar atas karyanya yang digunakan oleh NASA.
Pada 1969, Shenton berhasil membujuk Ellis Hillman, seorang dosen Politeknik, untuk menjadi presiden Flat Earth Society berikutnya. Namun tidak ada banyak bukti mengenai keterlibatannya dalam Flat Earth Society. Setelah Shenton wafat, Ellis Hillman menambahkan koleksi perpustakaan Shenton ke arsip Science Fiction Foundation, yang ikut ia dirikan.
Shenton meninggal pada 1971 dan Charles K. Johnson mewarisi sebagian koleksi perpustakaan Shenton dari istri Shenton. Johnson lalu mendirikan dan menjadi presiden International Flat Earth Research Society of America and Covenant People’s Church di California. Di bawah kepemimpinannya, selama lebih dari tiga dekade berikutnya, Flat Earth Society berkembang sampai mencapai sekitar 3000 anggota. Johnson mengedarkan buletin, pamflet, peta, dan berbagai materi promosi lainnya pada siapapun yang meminta. Dia mengelola semua permohonan keanggotaan bersama-sama dengan istrinya, Marjory, yang juga seorang flat-earther. Buletinnya yang paling terkenal adalah Flat Earth News, yang merupakan tabloid triwulanan setebal empat halaman. Johnson membiayai semua ini dari iuran tahunan anggota, yang berkisar dari $6 sampai $10 selama masa kepemimpinannya
Berikut ini adalah beberapa kepala berita dari buletin Flat Earth News selama tahun 1970-an dan awal 1980-an:
- “Whole World Deceived… Except the Very Elect” (Desember 1977)
- “Australia Not Down Under” (Mei 1978)
- “Sun Is a Light 32 Miles Across” (Desember 1978)
- “The Earth Has No Motion” (Juni 1979)
- “Nikita Khrushchev Father of NASA” (Maret 1980)
- “Galileo Was a Liar” (Desember 1980)
- “Science Insults Your Intelligence” (September 1980)
- “World IS Flat, and That’s That” (September 1980)
- “The Earth Is Not a Ball; Gravity Does Not Exist” (Maret 1981)
Model bumi terkini yang dibuat oleh Flat Earth Society memperlihatkan bahwa bumi berbentuk cakram, dengan Kutub Utara sebagai pusatnya sedangkan Kutub Selatan merupakan dinding es di pinggiran bumi. Peta tersebut mirip dengan peta pada bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang oleh Johnson digunakan untuk untuk memperkuat pendapatnya. Menurut model ini, matahari dan bulan masing-masing berdiameter 52 km (32 mil).
Flat Earth Society merekrut anggota dengan cara menentang pemerintah Amerika Serikat dan lembaga-lembaganya, terutama NASA. Sebagian besar literatur organisasi pada masa-masa awalnya lebih berfokus dalam penafsiran Alkitab secara harfiah, meskipun mereka juga berupaya memberikan bukti dan penjelasan ilmiah.
Perkumpulan ini mencapai 2,000 anggota pada masa puncaknya di bawah kepemimpinan Charles K. Johnson. Organisasi ini harus menghadapi bukti ilmiah yang sangat banyak dan opini publik yang meyakini bahwa Bumi itu bulat. Istilah “flat-earther” kemudian digunakan untuk menyebut seseorang yang secara keras kepala berpegang pada ide-ide yang didiskreditkan atau ketinggalan zaman..
Flat Earth Society mulai mengalami kemunduran pada tahun 1990-an, dan semakin terpuruk setelah terjadinya insiden kebakaran di kediaman Charles K. Johnson yang memusnahkan seluruh catatan dan data kontak anggota Flat Earth Society. Istri Johnson, yang ikut membantu mengelola database, meninggal tidak lama setelah itu. Charles K. Johnson sendiri meninggal pada 19 Maret 2001.
Flat Earth Society di Kanada
The Flat Earth Society of Canada didirikan oleh Leo Ferrari (1927-2010), seorang profesor filsafat di St Thomas University pada 1970, bersama dengan Raymond Fraser dan Alden Nowlan. Organisasi ini aktif sampai sekitar tahun 1984. Tujuan mereka cukup berbeda organisasi Flath Earth Society lainnya. Mereka percaya masalah yang muncul pada zaman teknologi ini adalah kemauan masyarakat untuk menerima teori “pada keyakinan buta dan menolak bukti dari indra mereka sendiri.”
Mereka menerbitkan buletin berjudul The Official Chronicle dan mempromosikan gagasan mereka melalui televisi dan pers. Tujuan utamanya adalah “untuk memerangi pendewaan yang menyesatkan,” “untuk memulihkan kepercayaan manusia dalam validitas persepsi sendiri,” dan ” ujung tombak untuk melarikan diri manusia dari penjara metafisik dan geometris.”
Flat Earth Society modern
Pada November 2010, muncul forum diskusi Flat Earth Society di internet. Sementara forum lainnya yang juga berkaitan, yakni International Alliance of Flat Earth Groups, saat ini tidak lagi aktif. Flat Earth Society juga muncul di Twitter dan Facebook. Pada 2009, Flat Earth Society didirikan ulang dan anggotanya berjumlah 60 orang pada Maret 2010.
Pendukung Flat Earth Society pada masa kini tidak memiliki satu teori yang disetujui bersama. Tiap anggota memiliki gagasan yang berbeda mengenai bagaimana Bumi diciptakan. Beberapa mendukung gagasan bahwa bumi datar sepenuhnya, sementara yang lain mendukung bentuk cakram.
Daniel Shenton telah membangkitkan kembali organisasi Flat Earth society. Dalam suatu artikel di The Guardian, Shenton mengatakan bahwa dia memiliki 60 anggota. Laporan tersebut juga menyatakan Shenton memiliki situs web yang di dalamnya terdapat buletin organisasi dari tahun 1970-an dan 80-an.”
10 Teori Konspirasi Para Penganut Keyakinan ‘Bumi Itu Datar
1. Gambar-gambar Palsu
Salah satu mantra paling terkenal di kalangan pendukung Bumi datar adalah, “Saya tidak tahu pasti bahwa Bumi datar, tapi sebelum saya melihat bukti, maka hal itu lebih masuk akal daripada Bumi bulat.”
Pernyataan itu dapat dimisalkan dengan orang yang selalu berada di dalam rumah dengan jendela yang menghadap ke halaman, tapi kemudian mempertanyakan keberadaan halaman itu hanya karena tidak ada rumput di ruangan dalam rumah.
Mudah menyaksikan Bumi dari angkasa, termasuk menggunakan begitu banyaknya gambar dan video International Space Station (ISS).
Atau menyaksikan video selang-waktu (time-lapse) rekaman satelit Jepang bernama Himawari-8. Satelit itu mengambil foto Bumi setiap 10 menit dari ketinggian 35 ribu kilometer.
Nikmatilah foto ketika Bumi ‘terbit’ yang diambil oleh William Anders dari bulan pada 1968 atau tayangan dari wahana Cassini ketika menoleh sejenak ke Bumi saat ia melintasi Saturnus.
Tapi, bagi para penggemar Masyarakat Bumi Datar (Flat Earth Society) dan jutaan orang serupa mereka, gambar-gambar itu adalah palsu.
Bagi mereka, semua video terbitan NASA, ESA, CNSA, Roscosmos dan semua badan antariksa lainnya hanyalah sekedar grafik komputer. Foto Pun dianggap sekedar rekayasa Photoshop.
Dengan demikian, suatu organisasi yang selama sejak 1946 menciptakan gambar-gambar palsu, dianggap memiliki rencana jahat.
2. Video ISS Diambil dalam Pesawat Terbang
Bahkan jika semua gambar angkasa itu palsu, masih ada video-video para awak ISS mengambang di dalam wahana. Tidak masalah. Bagi pada pencinta FES, itu semua juga palsu.
Tapi pemalsuan itu lebih niat lagi, bukan sekedar grafik komputer (CGI), video-video itu direkam dalam penerbangan dengan lintasan parabolic atau kerap dikenal dengan pesawat terband gravitasi nol (zero-G).
Tentu saja penerbangan parabolik memang ada dan kadang-kadang dipakai untuk melatih astronot untuk melakukan gerakan-gerakan dalam suasana gravitasi renik (mikro). Pada dasarnya, penerbangan demikian adalah ketika pesawat dijatuhkan secara terkendali sehingga orang-orang di dalamnya “mengambang”.
Masalahnya, untuk apa NASA membuang waktu lebih dari setengah abad hanya untuk merekam video dalam penerbangan demikian. Tidak terbayangkan betapa banyaknya video yang diperlukan untuk semua itu.
Jangan khawatir, penjelasan lain oleh para pecinta FES adalah bahwa NASA merekam para astronotnya di bawah samudra atau di depan layar biru dengan para astronot yang terhubung kabel-kabel ke komputer.
3. Tembok Es Antartika
Untuk suatu model Bumi datar, dunia ini berbentuk cakram dengan Kutub Utara di tengahnya. Cincin di tepiannya adalah tembok es yang mengelilingi lingkaran ‘cakram’ Bumi. Nah, cincin itulah yang disebut Kutub Selatan (Antartika).
Jika dimisalkan sebuah pizza, maka Antartika adalah bagian roti tebal di tepiannya. Tembok es itu dimaksudkan agar samudra-samudra Bumi tidak bocor ke sisi lain di antah berantah.
Ada banyak teori, mulai dari spekulasi ilmiah hingga fanatisme agama. Salah satunya adalah klaim bahwa tembok es Antartika dikelilingi oleh samudra lain. Di luar sana ada “benua terlarang, yaitu Antichtone”.
Samuel Rowbotham menyerah melakukan tebakan dan dengan enteng mengatakan, “Pemahaman manusia terhalang oleh es abadi tak tertembus, membentang lebih jauh daripada yang dapat dilihat mata atau teleskop dan tersesat dalam bayangan atau kegelapan.”
Sudah ada banyak penjelajah yang melintasi Antartika, sehingga Kutub Selatan seakan telah menjadi tujuan wisata. Sukar dibayangkan ada orang yang jatuh ke perbatasan es abadi.
4. Bumi Tak Melengkung
Tidak heran ada pendapat seperti ini, karena begitulah adanya di planet Bumi yang datar. Tapi, ketika belum ada bukti dari satelit dan stasiun angkasa, jangan heran kalau klaim ini menyebar luas.
Inilah mungkin yang menjadi permulaan semuanya. Mari lihat alasannya. Jika orang memandang ke garis cakrawala tanpa terputus, kelihatannya seperti suatu garis datar.
Seandainya Bumi ini bulat, maka harus ada lengkungan di suatu tempat layaknya sebuah bola. Lihatlah bola ping pong dan kelihatan lengkungannya.
Ternyata, yang penting adalah skala dan posisi. Dari permukaan bulatan yang cukup besar, pemandangan 360-derajat berupa cakram karena garis pandang kita tidak menampilkan apapun di belakang lengkungan di ujung cakrawala.
Orang tidak bisa melihat langsung untuk menyaksikan cakrawala menukik di sisi-sisinya karena Bumi juga bukan berbentuk tabung (silinder).
Jika orang memiliki pandangan cakrawala tak terputus di segala arah tanpa ada kerangka acuan sebelumnya, mudah beranggapan bahwa ia sedang berdiri di atas bidang datar yang melingkar.
Tapi, kita memiliki kerangka acuan. Jadi, bukan lagi suatu misteri kosmos.
5. Gravitasi Tidak Ada
Gravitasi adalah kekuatan pada benda-benda dengan massa sehingga saling menarik. Kekuatan itulah yang menjaga orang tetap di tanah, air pasang, dan orbit planet seputar matahari. Itu jugalah yang menjadi bukti bahwa Bumi bulat atau mendekati bulat.
Karena Bumi yang datar tidak tunduk pada hukum gravitasi, maka para pencinta teori Bumi datar bersikeras bahwa gravitasi tidak ada. Yang ada adalah Akselerasi Semesta (Universal Acceleration, UA).
Menurut UA, cakram datar Bumi melakukan akselerasi ke atas secara konstan, seperti suatu roket besar. Dampaknya sama, sehingga orang yang melompat akan jatuh lagi. Tapi, bukan Bumi yang menarik orang itu, melainkan Bumi itulah yang naik
Jadi, apa penyebabnya? Suatu teori mengatakan bahwa akselerasi (percepatan) itu disebabkan oleh selimut energi gelap yang muncul di bawah Bumi.
Lagi-lagi, tidak ada orang yang mengetahui bagaimana cara kerjanya atau mengapa benda-benda yang terbang–burung, misalnya–tidak jatuh. Seakan Bumi tidak bergerak ke atas ke arah burung yang terbang itu.
6. Matahari Tidak Sejauh Jutaan Kilometer
Menurut para pencinta teori Bumi Datar, matahari hanya berjarak sekitar 4800 kilometer dengan garis tengah hanya sekitar 51 kilometer. Matahari dianggap seperti bola lampu raksasa yang mengitari dan menerangi permukaan datar seperti sebuah mercusuar.
Seperti disebut sebelumnya, model Bumi datar mengandaikan Kutub Utara sebagai pusat cakram dengan dikelilingi tembok es raksasa di tepinya.
Mirip sebuah senter bergerak pelan menurut arah jarum jam di atas lembaran kertas, maka seperti itulah matahari. Lingkaran cahaya itu tidak menyentuh seluruh lempengan itu sekaligus, sehingga itulah yang membedakan siang dan malam.
Tapi, bagaimana dengan pergantian musim dan matahari tengah malam di kutub-kutub bumi? Anggaplah matahari memang mengelilingi Bumi seperti itu, mungkin sedikit oleng sehingga terciptalah musim-musim. Mungkin bergerak mendekat ke Kutub Utara di musim panas dan menjauh di musim dingin.
Tapi bagaimana dengan musim panas di belahan selatan bumi ketika matahari bersinar 24 jam di Kutub Selatan? Seandainya Antartika memang sebuah cincin sekeliling Bumi, maka tidak mungkin ada satu segmen yang terus menerus menerima cahaya kecuali kalau seluruh Bumi itu juga terkena cahaya.
7. Langit Adalah Kubah Kaca
Untuk yang satu ini, tidak semua pencinta Bumi Datar mempercayainya. Menurut yang percaya, langit dan semua yang ada di dalamnya adalah palsu. Kita sekedar melihat kubah yang menyembunyikan angkasa yang sesungguhnya.
Tak ada yang mengetahui ada apa di atas sana karena kubah itu menghalangi kita, mungkin ada alien.
Asal mula teori kubah mengacu kepada ayat yang menyebutkan Tuhan memasang “lengkung langit” di atas Bumi. Berbagai teori tentang apa yang ada di balik kubah itu bermacam-macam, ada yang menduga samudra raksasa atau kehampaan yang luas.
Banyak orang mengatakan bahwa matahari dan atmosfer berada di dalam kubah itu, bahkan kubah dianggap sebagai pemegang kedudukan atmosfer, bukan gravitasi.
Hampir semua pencinta teori ini sepakat bahwa apapun yang di luar sana bukanlah angkasa luar yang kita kenal. Bahkan ada teori lain yang menyebutkan bahwa hologram diproyeksikan ke permukaan kubah itu sehingga menampilkan pemandangan angkasa yang kita lihat tiap malam.
Lalu, siapa yang menempatkan hologram itu di sana? Bagaimana caranya dan untuk apa? Jawabannya pun disederhanakan pada dua hal: paranoia dan alien.
Teori yang lebih meluas adalah bukan langit itu yang merupakan hologram, tapi bulan lah yang merupakan hologram. Cukup banyak video diunggah tentang bulan yang “tergelincir” atau “meleleh”.
Tapi, penjelasannya tidak berkaitan dengan dampak atmosfer, kerusakan kamera, distorsi video, ataupun penjelasan lain yang masuk akal.
8. Benda Bayangan Penyebab Gerhana Bulan
Beberapa orang menyebutnya Benda Bayangan (Shadow Object) atau ada yang menyebutnya Nega Moon. Tak ada yang mengetahui apa itu, tapi dianggap menyebabkan gerhana bulan.
Secara tradisional, gerhana bulan terjadi ketika matahari, Bumi, dan bulan berada segaris. Bumi ada di tengah-tengah sehingga bayangannya mengenai permukaan bulan.
Tapi, jika matahari hanya berjarak beberapa kilometer dan Bumi datar, maka hal itu tidak bisa terjadi. Karena itu, diciptakanlah suatu benda yang disebut Shadow Object tadi–suatu benda misterius yang selalu berada di langit.
Secara periodik, Benda Bayangan itu melintas di depan bulan dan menyebabkan gerhana. Kadang-kadang benda itu disebutkan sebagai versi lain dari bulan yang biasanya tersamar karena silaunya cahaya matahari.
Beberapa pendapat lain mengatakan bahwa benda itu sebagai “kekelaman” tempat bulan keluar dan masuk. Lagi-lagi, bulan dipandang sebagai hologram.
9. Roket Tak Bisa Mencapai Angkasa
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi roket telah meningkat pesat. Pada Desember 2015, SpaceX berhasil mendaratkan tahap pertama roket Falcon 9 setelah membawa suatu muatan satelit ke orbit.
Pada Januari 2016, Blue Origin menuntaskan pendaratan kedua dengan roket mereka sendiri, New Shephard.
Bagi para pecinta Bumi Datar, pencapaian roket-roket itu mustahil. Bagi mereka, roket subortbit seperti Falcon dan Shephard maupun roket orbit penuh seperti roket pemasok ISS, semuanya dianggap tidak meluncur secara vertikal, melainkan mengikuti lintasan yang dikenal sebagai tikungan gravitasi.
Ketika meninggalkan landasan peluncuran, roketnya bergerak lurus ke atas. Tapi, gravitasi melawan daya dorong roket itu. Sehingga, agar roket bisa naik, ia akan melenceng sedikit agar gravitasi menarik roket mendekati posisi mendatar sambil mendekati garis Karman.
Garis Karman adalah titik di mana atmosfer Bumi secara teknis berubah menjadi angkasa, sekitar 100 kilometer di atas sana. Teknik ini berguna menghemat bahan bakar, karena roket menggunakan bagian besar bahan bakarnya untuk akselerasi ke kecepatan orbit saat sebelum sampai di garis Karman.
Tapi, jika orang mengamati ini dari permukaan Bumi, roket itu seakan melintas melengkung sepanjang dasar langit-langit kaca. Menurut pencinta teori Bumi Datar, lengkungan lintasan itu merupakan bukti bahwa roket tidak dapat menembus hingga ke luar angkasa.
10. NASA Didirikan oleh Nazi
Menurut pandangan FES, NASA adalah sekumpulan orang-orang jahat, lengkap dengan kisah Freemasons, Illuminati, manusia kadal, dan kekuatan-kekuatan setan. Yang lebih jahat lagi adalah orang-orang yang mengendalikan NASA, diduga kaum Nazi.
Mari kembali ke tahun 1940-an. Perang Dunia II sedang pada puncaknya dan seorang insinyur muda bernama Wernher von Braun membangun roket untuk kepentingan Nazi, termasuk V-2 yang membawa bencana ke London pada 1944.
Setelah menyerah kepada Sekutu pada 1945, von Braun dipekerjakan di Angkatan Darat Amerika Serikat dan menjadi tokoh penting program angkasa AS, termasuk penciptaan roket Saturn V yang meluncurkan Apollo.
Sejak saat itu, NASA menyebutnya “ilmuwan roket terhebat sepanjang sejarah.”
Sejak saat itu, bermunculanlah kemajuan-kemajuan teknolgoi dalam sejarah dan kesempatan untuk memasuki dunia-dunia baru.
Tapi, bagi para pencinta teori Bumi Datar, NASA tidak lebih daripada “sekumpulan pembohong profesional, ilmuwan palsu, Freemason, dan Mormon.” Bahkan, nama “Apollo” pun dianggap sekedar nama lain untuk setan
Tinggalkan Balasan